Melihat Keunikan Festival Pacu Jalur di Kuantan Singingi


Please Wait
Melihat Keunikan Festival Pacu Jalur
Foto by Liputan6

Melihat Keunikan Festival Pacu Jalur di Kuantan Singingi

Seketika, Kota Teluk Kuantan berubah menjadi lautan manusia. Ribuan masyarakat bersuka cita. Suasana riuh terasa di gelanggang pacu, Tepian Narosa. Pertanda, iven akbar Pacu Jalur telah dimulai. Pemandangan itu terus terjadi tiap kali helat akbar bernama Pacu Jalur digelar di daerah ini. Bila pesta ini dimulai, ratusan ribu masyarakat Kuansing akan memenuhi gelanggang Pacu Jalur yang dikenal dengan Tepian Narosa, di Kota Teluk Kuantan.

Kini, Pacu Jalur juga menjadi salah satu iven Wisata yang masuk dalam Kalender Pariwisata Nasional oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Berbagai perayaan digelar di jantung kota yang dibelah oleh aliran Sungai Indragiri ini. Berbagai panggung hiburan didirikan, festival budaya digelar, kesenian tradisional ditampilkan, pameran dan pertunjukan dipertontonkan, ditambah lagi pawai budaya yang melibatkan banyak sekali masyarakat di sana.

Pokoknya, kota ini benar benar semarak tiap kali iven tahunan ini digelar. Sudah menjadi kebiasaan pula, setiap Pacu Jalur digelar, orang Kuansing yang berada di perantauan akan pulang ke kampung halamannya hanya untuk menyaksikan iven akbar ini. Sehingga tak heran, Kota Teluk Kuantan yang memiliki luas sekira 291,74 kilometer persegi ini akan menjadi lautan manusia selama festival ini berlangsung. Banyak sekali kegiatan digelar di tengah kota. Pacu Jalur tingkat Nasional ini biasanya digelar pada bulan Agustus setiap tahunnya. Ditujukan untuk memperingati dan memeriahkan ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Biasanya digelar selama 4 hari. Sebelum Pacu Jalur tingkat Nasional yang digelar di Tepian Narosa, Teluk Kuantan, terlebih dahulu digelar Pacu Jalur tingkat kecamatan dibeberapa lokasi atau gelanggang pacu yang ada di Kabupaten Kuansing.

Apa saja kegiatan dalam Festival Pacu Jalur di Kuantan Singingi?

Sebelum perlombaan Pacu Jalur dibuka, pagi harinya, seluruh lapisan ma-syarakat berkumpul di Lapangan Limuno yang berada tak jauh dari gelanggang pacu. Di sini terlebih dahulu digelar pawai budaya yang melibatkan seluruh kecamatan di daerah ini. Masing-masing kecamatan akan mengusung berbagai keunikan yang terdapat di daerahnya masing-masing. Jalur dibuka, pagi harinya, seluruh lapisan masyarakat berkumpul di Lapangan Limuno yang berada tak jauh dari gelanggang pacu.

Di sini terlebih dahulu digelar pawai budaya yang melibatkan seluruh kecamatan di daerah ini. Masing-masing kecamatan akan mengusung berbagai keunikan yang terdapat di daerahnya masing-masing. Mulai dari kesenian, kekayaan kuliner, tradisi-tradisi budaya dan lain sebagainya. Pawai digelar dengan berkeliling lapangan kemudian melintas di depan panggung yang biasanya dihadiri para pejabat daerah. Setelah pawai usai digelar, kegiatan berpindah ke Tepian Narosa.

Di sini pembukaan Pacu Jalur akan digelar. Ratusan ribu penonton telah hadir memenuhi gelanggang perpacuan, pinggir sungai dan tribun-tribun penonton yang telah disediakan. Dentuman meriam menandai dimulainya perlombaan. Tidak kurang dari seratusaan jalur berpartisipasi dalam perlombaan setiap tahunnya.

Mayoritas berasal dari desa-desa yang ada di Kabupaten Kuansing. Ditambah jalur-jalur yang berasal dari daerah tetangga seperti Indragiri Hulu dan Kota Pekanbaru. Dibeberapa kesempatan, jalur-jalur dari negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand juga pernah ambil bagian pada iven ini. Pacu Jalur digelar dengan mengadu jalur satu lawan satu.

Dari titik start menuju pancang finish jaraknya sekitar 1 kilometer. Di sini keseruannya. Setiap jalur berlomba sekuat tenaga untuk lebih dulu sampai di pancang finish. Sekuat tenaga pula mereka mengayuh jalurnya. Sepanjang lomba akan terdengar sorak-sorai penonton dari bibir sungai. Sang hakim atau juri yang berada persis di garis finis kemudian yang akan menentukan jalur mana yang lebih dulu menyentuh pancang finish. Sepanjang lomba jalur yang berpacu akan mendapatkan teriakan dari masing-masing pendukungnya yang sebagian besar dari desa dimana jalur itu berasal.

Festival Pacu Jalur merupakan perlombaan dengan menggunakan perahu atau sampan yang terbuat dari kayu yang oleh masyarakat Kuantan Singingi disebut Jalur. Jalur yang digunakan biasanya memiliki panjang 25-30 meter dengan lebar 1,5 meter, dengan muatan 40-60 orang pengayuh atau biasa disebut "anak pacu"’. Panggung Budaya Hingga Kekayaan Kuliner Kuansing Biasanya, Pacu Jalur dimulai pada siang hari dan berakhir pada sore hari.

Nah, disela waktu itu, tentunya banyak aktivitas menyenangkan yang bisa dilakukan. Mengisi waktu pagi kita bisa berkeliling di pasar tradisional Teluk Kuantan. Letaknya persis di tengah kota. Beberapa meter saja dari Tepian Narosa. Mengisi perut dengan sarapan pagi tentu jadi keharusan untuk memulai hari. Menu sarapan pagi banyak tersaji di pasar ini. Menikmati kuliner lokal Kuantan Singingi yang terkenal kekhasannya bisa menjadi pilihan berikutnya.

Apa saja kuliner yang ada saat Festival Pacu Jalur di Kuantan Singingi?

Setiap perayaan Pacu Jalur aneka kuliner Kuansing memang dengan mudah ditemui. Ada lemang pulut, lemang ubi, kare-kare hingga peniaram. Di sekitaran pasar kita juga bisa hunting oleh-oleh atau cinderamata yang bisa dibawa pulang. Berbagai pernak-pernik atau assesoris seperti T-shirt, gantungan kunci, kalung, gelang dan segala macamnya banyak seklai dijual. Yang paling menarik tentunya membeli oleh-oleh berupa miniatur perahu jalur. Saat Pacu Jalur digelar, penjual-penjual miniatur banyak bermunculan.

Harga, kualitas serta bentuknya pun beragam. Yang paling murah biasanya dibanderol sekira Rp 25 ribu. Hingga yang paling mahal seharga Rp 250 ribuan. Momen Pacu Jalur memang selalu dimanfaatkan para pedagang untuk menangguk untung sebesar-besarnya. Tak heran, setiap iven ini banyak sekali para pedagang yang berjualan dan membuka lapaknya.

Tak hanya berasal dari Kuantan Singingi, kebanyakan pedagang justru berasal dari luar Kuansing. Bagi yang gemar berbelanja, ini tentunya kesempatan baik untuk memuaskan hasrat belanja. Suasana malam di Kota Teluk Kuantan tak kalah meriah. Selama pelaksanaan Pacu Jalur, panitia setempat selalu menggelar panggung hiburan dan budaya. Berbagai kesenian tradisi ditampilkan untuk menghibur masyarakat. Bahkan mengundang penampil kesenian dari provinsi tetangga seperti Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Komposisi di Dalam Jalur Pendayung atau anak pacu dalam Pacu Jalur biasanya hanya dilakukan oleh para lelaki yang berusia 15-40 tahun.

Selain anak pacu, di dalam jalur biasanya ada yang disebut dengan Tukang Tari, Tukang Onjai dan Tukang Timbo Ruang. Masing-masing memiliki tugas yang berbeda-beda. Tukang Tari misalnya, tugasnya adalah untuk menari-nari dibagian terdepan jalur. Tujuannya, untuk memberitahu para penonton agar tahu jalur mana yang sedang unggul dalam perlombaan. Tukang Tari yang biasanya anak-anak umur 15an tahun ini akan berdiri dari posisinya dan kemudian menari-nari bila jalurnya berhasil mendahului sang lawan. Tukang Onjai biasanya berdiri dibagian belakang jalur.

Biasanya berfungsi sebagai pemberi irama bagi jalur, sehingga jalur akan lebih cepat dan mudah didayung. Sementara, Tukang Timbo Ruang bertugas sebagai pemberi aba-aba kepada seluruh anak pacu agar mendayung secara serentak. Biasanya dengan meniup pluit dan mengibaskan Upia atau pelepah pinang. Selain itu, Tukang Timbo Ruang juga bertugas menimba air yang masuk ke dalam jalur agar tidak karam. bermunculan. Harga, kualitas serta bentuknya pun beragam. Yang paling murah biasanya dibanderol sekira Rp 25 ribu. Hingga yang paling mahal seharga Rp 250 ribuan.

Momen Pacu Jalur memang selalu dimanfaatkan para pedagang untuk menangguk untung sebesar-besarnya. Tak heran, setiap iven ini banyak sekali para pedagang yang berjualan dan membuka lapaknya. Tak hanya berasal dari Kuantan Singingi, kebanyakan pedagang justru berasal dari luar Kuansing. Bagi yang gemar berbelanja, ini tentunya kesempatan baik untuk memuaskan hasrat belanja.

Suasana malam di Kota Teluk Kuantan tak kalah meriah. Selama pelaksanaan Pacu Jalur, panitia setempat selalu menggelar panggung hiburan dan budaya. Berbagai kesenian tradisi ditampilkan untuk menghibur masyarakat. Bahkan mengundang penampil kesenian dari provinsi tetangga seperti Sumatera Barat dan Sumatera Utara.

Sumber: tripriau.com

Punyai referensi lain?? Komentar di bawah ya guys!

Catatan: Semua data di atas adalah data terbaru saat artikel ini dibuat. bila ada informasi terkini yang anda ketahui, silahkan informasikan kepada kami untuk agar langsung diperbaiki.

Untuk Anda pemilik Usaha dan ingin masuk ke artikel di situs ini, silakan isi kotak kometar. Lengkap dengan info: Alamat, Nomor Telephone, WhatsApp dan info pendukung yang lain ke link berikut: https://bit.ly/2Tc7ntZ


Diberdayakan oleh Blogger